aku hilang lagi.
Dia yang selalu datang ketika ombak datar, kini kembali hilang meski tiada badai.
Apa mungkin kapalku salah tujuan?
Aku telah putar arah berbalik menjau dari pulau yang dulu aku tuju sedari dulu, pulau itu menolak kehadiran kapal yang usang karna benturan karang. Mereka tidak tau berapa kokohnya kapalku dulu dan kapalku adalah kapal terbaik yang bisa berlabuh di pulau itu. Tapi kapalku tidak bisa bertahan lama terombang ambing dilautan tak bernama. Kapalku butuh dermaga pulau terakhir untuk bersandar dan pulang. Aku butuh daratan yang menerimaku tanpa tau masalaluku, aku akan mencari daratan baru!.
Tak butuh waktu lama agar kapalku diterima oleh pulau yang lain, aku memilih pulau yang belum pernah aku lihat, masih asing, tapi harapanku besar dipulau itu. Aku harus bahagia di pulau itu!
Ketika aku mulai mengumpulkan niatku untuk menghancurkan kapalku, aku niatkan untuk Selamanya berada dipulau ini. Tapi, setiap kali aku hempaskan kapak, bau harum pulau yang dulu menolakku selalu membuatku lemah dan tak berdaya, itu membuatku kehilangan kapakku. Sering aku siapkan layarku untuk kembali berlayar ke pulau itu, tapi rasanya sungguh tak tahu diri, tak tau terimakasih jika aku menyiinyiakan pulau baruku kini. Aku harus tetap di pulau ini. Walau layarku selalu siap berlayar ke pulau itu.
Aku tifak mungkin membelah kapalku. Aku harus yakin memilih pulau mana yang menerima dan membutuhkanku. Aku harus bahagia dipulau ini, harganya harus melebihi hancurnya hatiku ketika memutuskan untuk pergi dari pulau yang dulu tidak menginginkanku.
Aku tidak bisa lagi mengandalkan arah angin yang membuatku semakin ragu. Aku harus memilih dan yakin.
Walaupun kapalku begitu ingin berlabuh dan karam di pulau ini, tapi layarku selalu tertuju pada pulau itu. Semoga pulau itu dipenuhi kapal-kapal di dermaganya, agar tiada lagi harapanku untuk berlabuh di pulau itu, karna sudah tidak ada lagi tempat untuk kapalku. Walau begitu, aku selalu mencintai pulau itu dengan perasaan yang masih sama, seperti dulu ketika aku singgah di pulau itu.
Semoga ini adalh tujuan yang diarahkan Tuhan untuk bahagiaku.
Ijinkan aku untuk berpuisi, sekedar membuat barisan kata kata perwakilan isi hati. Ijinkan aku sendiri, sejenak saja tanpa tatapan buruan khas-mu yang selalu berhasil memangsaku. Ijinkan aku untuk menangis terisak isaknya, bersedih sesedih sedihnya lalu aku akan tertawa kembali karna ceriamu. Ijinkan aku bercerita tentang aku dan duniaku yang mungkin membosankan bagimu. Ijinkan aku sekedar menyapa teman lamaku, atau sekedar membalas sapaannya dan membagi kebahagiaan dengan mereka. Ijinkan aku menjadi diriku sendiri, yang selalu tampak ceria namun senang menyendiri, berkata kasar namun tidak berhati dengki 17 feb 2017
Komentar
Posting Komentar
komentar? boleh..