Aku masih terjebak kilau itu. Yang selalu herusaha membunuh sisi gelapku. Menjadikan aku agak lunak dan pemaaf. Tidak seperti aku yang kemarin. Mungkin aku tidak mau kehilangan lagi. Kali ini, biarkan dia terbang sekehendaknya. Sejauh2nya juga tak masalah. Aku hancurkan rantai belenggunya. Silahkan terbang bebas entah kemana.. Aku tidak lagi akan cemas. Aku hanya perlu menunggu. Jika kilau itu memang untukku. Pasti akan kembali dan memakukan sayapnya di pundaku. Nantinya, jika dia lelah terbang dengan egonya, dia akan turun dan menyambut tanganku. Aku hanya perlu memantaskan diri. Mencoba berani menahan amarah. Dan menyesuaikan pupil mataku untuk memandang kilau itu.
sedikit malas sebenarnya, tapi hasrat ingin membagi terlalu besar di bandingkan kemalasan.. dan hasilnya adalah ini. bukan sesuatu yang berharga apa lagi menarik. ini hanya sekedar cerita. mirip kaya kentut, bau tapi ngangenin. apa mirip abang-abang tukang siomay?, walopun siomaynya ga enak, tapi tetap di nanti. halah..