perbincangan dengan seorang teman di bus sore tadi masih mengganjal pikiran saya. kita memperbincangkan cinta. antara lebih memilih mencintai atau dicintai. idealnya memang ketika perasaan saling, yaitu saling mencinta, mencintai orang yang mencintainya, di cintai orang yang dicintai. tapi... ternyata tidak seperti itu cerita saya. menurut saya mencintai itu 'enaknya' dengan orang yang bukan pasangan kita (diluar idelanya), nah untuk pasangan kita, sepertinya lebih 'enak' dengan orang yang mencintai kita atau yang lebih mencintai kita dibandingkan siapapun atau bahkan kecintaan kita terhadap orang lain dan diri kita sendiri (tentunya, secara pasti besar kecil kadarnya tidak bisa di ukur dengan jelas, yang pasti ada suatu perasaan yang akan mengatakan "orang ini" atau " orang itu" atau "bukan yang ini" atau "bukan yang itu" dan yang lainnya) mencintai dan dicintai. suami saya nanti tentunya harus orang yang benar2 mencintai saya. s
sedikit malas sebenarnya, tapi hasrat ingin membagi terlalu besar di bandingkan kemalasan.. dan hasilnya adalah ini. bukan sesuatu yang berharga apa lagi menarik. ini hanya sekedar cerita. mirip kaya kentut, bau tapi ngangenin. apa mirip abang-abang tukang siomay?, walopun siomaynya ga enak, tapi tetap di nanti. halah..