Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus 24, 2012

masih kamu

1 Pada akhirnya, pelukan itu ternyata tidak berbekas sama sekali di ingatanmu. Kamu acuhkan jalan dimana kita pernah terbang bersama dulu. Tanpa ragu meninggalkan aku yang masih menangis marasakan luka terjatuh tadi. 2 Kamu tau, kosong yang telah hadir ini terlanjur menempel dan memaku lekat-lekat antara perih dan luka. Kini menjelma sempurna menjadi candu. Masokis, mungkin ini inginmu 3 Terlalu sempurna jika ini dinamakan cinta. Maka akupun menyebutnya sebagai maha perasa. Hanya kita yang merasa, bukan cinta. 4 Terlalu angkuh rasanya, hingga tak ada lagi ragu untuk mengalamatkan setiap pertanda untukku. walau ternyata tidak ada satupun tertulis namaku. Aku tamak sekaligus takut akan rasa ini. 5 Ingin aku dekap dalam-dalam hingga sesak. Agar kamu menjadi DIAM dalam hangat rapuhnya ruas-ruas rusuk ku 6 Kini asa tinggal sepihak. Karna kamu dengan senang hati telah membuangnya. Kamu tidak segigih kemarin, kamu menyerah sebelum api memba

orphan

hh.. hampir setiap pagi saya menangis, mengingat sosok orang tua yang kini fisiknya tidak lagi nyata. banyak kekecewaan, kehampaan, kesedihan, bahkan saya nyaris putus asa 2 bulan terakhir ini. tidak ada semangat untuk hidup lebih lama dan mencari tumpukan berlian. tidak ada lagi penyemangat untuk itu. tidak adalagi suara merdu yang membangunkan saya untuk solat di waktu subuh. tidak ada lagi tangan lembut yang membelai wajah dan rambut ini ketika lelah menghampiri. tidak ada lagi sandaran hangat untuk sekedar menangis dan bercerita. tidak ada lagi senyum indah yang senantiasa menenangkan ketika raga ini mulai bosan dengan dunia. tidak ada lagi.. rindu sekali. amat sangat rindu.. rasanya rindu ini bagaikan candu. bagai udara yang harus saya hirup untuk bernafas dan tetap hidup. tapi di saat diri ini mulai mendekati titik pasrah san menyerah, selalu saja ada sosok penggembira dan penyemangat. seperti infus yang membantu pasien di rumah sakit. mereka selalu saja bisa m