Mencari arah agar terarah. Kita tak harus bertemu, sebenarnya. Aku tak kuat melihat beban dipunggungmu. Pasti amat sangat menyiksa dan ngilu. Tapi entah apa jadinya jika kita tak saling bertemu dulu. Entah aku yang menjadi lemah nantinya, atau kamu tak akan pernah merasa pilu. Hei. Jangan banyak mengenang masa lalu ya. Itu sungguh buang buang waktu. Percayalah padaku. Sekarang memang aku suka sedikit memaksa. Mungkin ternyata ini tabiyat asliku. Tapi aku tetap tidak berusahan menjadi yang lain dari diriku. Hanya berupaya mencari sang aku yang lain pada diri ini. Jangan benci aku ya. Karna kebencian yang mendalam lebih buas daripada kerinduan yang tak terbalas. Ia bisa menghancurkan hatimu. Lalu hatimu tumbuh lagi. Lalu hancur lagi dan tumbuh lagi, lalu hancur.. lagi Kebencian menciptakan memori yang menakutkan. Semua terlihat tak ada yang mendukungmu. Semua terlihat salah dan payah. Oia. Kebencian juga merusak harapan. Harapan yang meru
sedikit malas sebenarnya, tapi hasrat ingin membagi terlalu besar di bandingkan kemalasan.. dan hasilnya adalah ini. bukan sesuatu yang berharga apa lagi menarik. ini hanya sekedar cerita. mirip kaya kentut, bau tapi ngangenin. apa mirip abang-abang tukang siomay?, walopun siomaynya ga enak, tapi tetap di nanti. halah..