Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Camouflage

Kamu pernah melihat senyum yang seperti menahan rasa sakit? Menangis tapi malah tertawa. Tersenyum kemudian melihat keinginan terbesar yang tak mungkin di dapatkan dalam pejaman mata. Ya, kamu jangan cepat terenyuh dengan tangisan. Jangan jumawa dengan senyuman. Jangan bahagia karna tawa kekasihmu. Pastikan semuanya menyangkut kamu. Tertawa, tersenyum tulus karna rasa yang kamu hadirkan, bukan menahan pedih dan beban jutaan ton rindu yang menusuk setiap nafas. Semoga kekaaihmu tersenyum dalam bahagia, bukan tertawa karena sekarat putus asa.

14045/24 hours/7 days

Duniaku berkarat. Tapi tidak lagi sekarat. Hidup dari rindu pilu masa lalu. Kuat karna sepi dan benci. lukisan-lukisan samar masih terlihat dalam ruang hati. Dengan senyum kesukaan yang hangat. Ah.. kini hanya bisa aku temui dengan sang malam. Akan ku peluk rasa sakit erat-erat agar tak lari lagi. Diamin aku sampai dunia mati. Aku tunggu wahai sang cahaya mentari. Tapi tidak disini, di dunia yang aku bebas berteriak memaki. Dunia setelah ini, nanti, pasti.

Pelupa

kalo seorang pelupa ulung tidak bisa melupakan sesuatu yang ingin sekali ia lupakan. Apakah dia sudah tidak lagi menjadi pelupa ulung? Kadang si pelupa itu lupa, dia sudah tidak bisa lupa untuk hal itu, melupakan sesuatu yang ingin ia lupakan. Dia lupa kalo tidak akan pernah bisa lupa untuk hal itu.

Kapalku

aku hilang lagi. Dia yang selalu datang ketika ombak datar, kini kembali hilang meski tiada badai. Apa mungkin kapalku salah tujuan? Aku telah putar arah berbalik menjau dari pulau yang dulu aku tuju sedari dulu, pulau itu menolak kehadiran kapal yang usang karna benturan karang. Mereka tidak tau berapa kokohnya kapalku dulu dan kapalku adalah kapal terbaik yang bisa berlabuh di pulau itu. Tapi kapalku tidak bisa bertahan lama terombang ambing dilautan tak bernama. Kapalku butuh dermaga pulau terakhir untuk bersandar dan pulang. Aku butuh daratan yang menerimaku tanpa tau masalaluku, aku akan mencari daratan baru!. Tak butuh waktu lama agar kapalku diterima oleh pulau yang lain, aku memilih pulau yang belum pernah aku lihat, masih asing, tapi harapanku besar dipulau itu. Aku harus bahagia di pulau itu! Ketika aku mulai mengumpulkan niatku untuk menghancurkan kapalku, aku niatkan untuk Selamanya berada dipulau ini. Tapi, setiap kali aku hempaskan kapak, bau harum pulau yang dulu