wahai langitku yang indah walau bintang-bintang yang menjulang kini tlah kuabaikan senjamu masih mengganggu aku masih ingat jelas bau hijaunya rerumputan beriaknya air danau langitmu, waktu itu merah.. iya itu senja. aku mundur, hanya berdiam, tanpa berharap tapi semakin pekat terasa.. kecewa ketika sang senja kini tlah berganti malam, terpikat oleh bulan tertawa dalam perihnya sang surya yang tenggelam langit bergema, petir dan guntur saling menyapa aku marah! hilangkan semuanya dariku biarkan kini aku memilih lepaskan ikatanku jangan pasung lagi rasa ini Tuhan.
sedikit malas sebenarnya, tapi hasrat ingin membagi terlalu besar di bandingkan kemalasan.. dan hasilnya adalah ini. bukan sesuatu yang berharga apa lagi menarik. ini hanya sekedar cerita. mirip kaya kentut, bau tapi ngangenin. apa mirip abang-abang tukang siomay?, walopun siomaynya ga enak, tapi tetap di nanti. halah..