Kaos lusuh abu abu.
Celana pendek, tidak ketinggalan kacamata khas mu juga jam di tangan kirimu dan 3 buah gelang andalanmu.
Kamu tidak terlalu tinggi, tapi melebihi aku.
Kita sama sama berjalan dengan cepat. Kurasa makan malam tadi indah dan menyenangkan.
Oia, jangan menyuapi aku seperti tadi jika hanya ingin menggodaku.
Aku bisa lebih kejam dalam urusan goda menggoda.
Aku melihat semuanya di matamu tadi malam. Belum ada aku, sepertinya.
Tapi tetap saja.. matamu sungguh indah.
Aku ingin kelak, jika kamu benar bisa aku miliki, jangan pernah walau sekali saja memberikan sorot mata seperti itu kepada perempuan lain. Aku yakin itu akan membuat mereka jatuh cinta begitu mudahnya kepadamu.
Kelak? Hahahahahahaha
Entah bisa atau tidak.
Terimakasih untuk membawa tawa.
Membawa sorot mata yang lagi lagi aku lumpuh tak berdaya di buatnya.
Kamu amat mahir meluluhlantahkan perasaan. Kumohon jangan patahkan dengan tiba tiba meninggalkan. Aku tidak ingin merasakan hal demikian lagi.
Oia. Walau sungguh aku tak berdaya, aku juga tak kuasa meraih kamu.
Amat sangat menyilaukan. Kamu seperti tebing yang ingin sekali aku daki dan dibuat putus asa dalam waktu bersamaan.
Kamu obat juga racunnya.
Kamu berbahaya. Tapi tentu kamu tau. Bahaya bukan halangan untukku.
Aku hanya belajar untuk memantaskan diri.
Kini aku ragu, haruskan aku terus berlari mengejar kamu?
Komentar
Posting Komentar
komentar? boleh..