Mencari arah agar terarah.
Kita tak harus bertemu, sebenarnya.
Aku tak kuat melihat beban dipunggungmu.
Pasti amat sangat menyiksa dan ngilu.
Tapi entah apa jadinya jika kita tak saling bertemu dulu.
Entah aku yang menjadi lemah nantinya, atau kamu tak akan pernah merasa pilu.
Hei.
Jangan banyak mengenang masa lalu ya.
Itu sungguh buang buang waktu.
Percayalah padaku.
Sekarang memang aku suka sedikit memaksa.
Mungkin ternyata ini tabiyat asliku.
Tapi aku tetap tidak berusahan menjadi yang lain dari diriku.
Hanya berupaya mencari sang aku yang lain pada diri ini.
Jangan benci aku ya. Karna kebencian yang mendalam lebih buas daripada kerinduan yang tak terbalas.
Ia bisa menghancurkan hatimu. Lalu hatimu tumbuh lagi. Lalu hancur lagi dan tumbuh lagi, lalu hancur.. lagi
Kebencian menciptakan memori yang menakutkan. Semua terlihat tak ada yang mendukungmu. Semua terlihat salah dan payah.
Oia. Kebencian juga merusak harapan. Harapan yang merupakan harta yang paling besar dimiliki manusia. Lalu kamu akan menjadi seorang yang pendengki.
Jika kamu rindu.. jangan ragu untuk bertemu. Jangan malu untuk katakan aku rindu kamu.
Jika kamu marah.. jangan memendam dalam dada ya. Marah seperti api yang akan meniadakan semua.
Jika kamu benci aku.. mohon maafkan. Aku hanya mencoba menjadi aku. Tidak sedikitpun bermaksud untuk membuat orang menjadi benci karena kelakuanku.
Tapi itu mungkin kebiasaanku. Dari dulu selalu tidak peduli sekitarku.
Tapi.. akhir akhir ini hampir tidak seperti itu, lho.. menurutku.
Maaf jika kita sempat saling melukai.
Karena luka akan menjadikan kita lebih kuat. Lebih hidup.
Jadi..
Terlukalah secukupnya.
Kuatlah semampunya.
Dan bahagialah selamanya..
Komentar
Posting Komentar
komentar? boleh..