Langsung ke konten utama

Dear you

Dear you, Apa kabar? Semoga kamu sehat dan bahagia di sana ya. Aku juga bahagia, tapi sedikit flu dan batuk namun tetap ceria kok seperti yang kamu kenal dari dulu. Oia, mungkin ini adalah post terakhirku tentang kamu. Seperti yang kamu ketahui, aku akan menikahi orang yang mencintaiku dan menerimaku seada adanya diriku. Dan aku tau, tak baik jika aku memikirkan orang lain selain dia. Jujur, aku masih belum percaya akan menikah secepat ini, tapi aku yakin, yakin bisa hidup bersama dengannya sampai tua dan mati nanti. Dulu aku ragu apakah ada orang yang dapat mencintaiku seperti kamu mencintaiku. Awalnya sempat putus asa, karna rasanya sulit menemukan yang setara atau setidaknya mendekati dirimu. Tapi begitu tidak adilnya membanding-bandingkan orang lain. terlebih kamu dan dia adalah 2 orang yang berbeda jauh dengan segala latar belakang yang ada. Begitu jahat jika aku terus menuntut orang lain seperti apa yang aku mau. Aku masih ingat saat dulu kamu begitu pantang menyerah memperjuangkan ku, jatuh bangun mempertahankan ku. Hingga akhirnya kita tak lagi bersama. Banyak orang yang mencap buruk diriku, kata mereka aku begitu jahat untuk meninggalkanmu dan membuatmu begitu terjatuh dulu. Tapi, sebenarnya kamu yang begitu jahat padaku. Kamu lekatkan kuat-kuat usaha dan kasih sayangmu menjadi ingatan yang mustahil untuk aku lupakan. Kamu yang membuat aku begitu tersiksa dengan rasa bersalah juga rinduku padamu. Aku masih ingat saat kamu mengatakan bahwa tak ada orang lain didunia ini yang akan menyayangiku sedalam sayangmu padaku, aku percaya bahkan sampai saat ini.Tapi, ternyata dia hadir dan menawarkan cinta yang begitu besar juga padaku, dengan rasa sabarnya yang tiada tara, dengan kebesaran hatinya menerima diriku seutuhnya hingga aku tak henti hentinya mengucap syukur kepada Tuhan yang sudah begitu amat baik menghadirkan orang-orang yang baik dalam hidupku. Dear you, selamat tinggal dan terimakasih. Aku tidak akan mengganggapmu special lagi juga akan ku coba usir semua ingatan tentangmu. Aku akan terus mendoakanmu, setelah mendoakan orang tuaku, keluargaku, suamiku kelak dan akhirnya kamu juga orang-orang yang menyayangiku. Dear you, semoga kamu mendapatkan jodoh yang mencintai mu dan dapat membuatmu bahagia selamanya. Dear you, percayalah, Tuhan sudah sangat begitu baik membuat kita bahagia, mesti tidak bersama. Terimakasih.. dear you.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

saya bersyukur, saya ada :)

sebenernya judul ini pelesetan dari cogito ergo sum "saya berfikir, maka saya ada" suatu quote yang masih gw ingat dari filsuf ternama, Descartes . kali ini gw mau berfilsafat, ala Reni Anggraeni. ala Rhendmithy. *ketawa ngikik* kemarin tepatnya, saat naik angkot atau kreta (*lupa) gw kerasukan roh kayaknya. kali ini roh yang merasuki gw sejeni roh yang baik hati dan tidak sombong serta rajin mengaji dan berbakti kepada masyarakat sekitarnya gw rasa. tiba-tiba gw kepikiran akan rasa "Syukur".. ya! rasa syukur. gw.. (*ehem) termasuk orang yang (*ehem) kurang bersyukur sepertinya (*jujur bok!) makanya rada-rada aneh binti syok pas kemaren kepikiran hal itu, ya.. gw sebut ini sebagai "kerasukan" karna ini bukan gw banget. its really not a real me! kemarin gw kepikiran.. begitu beruntungnya gw.. gw masih bisa berjalan dengan kaki yang utuh dan seksi.. gw masih bisa bernafas dengan hidung gw yang mancung sempurna.. gw masih bisa melihat dengan mat...

orphan

hh.. hampir setiap pagi saya menangis, mengingat sosok orang tua yang kini fisiknya tidak lagi nyata. banyak kekecewaan, kehampaan, kesedihan, bahkan saya nyaris putus asa 2 bulan terakhir ini. tidak ada semangat untuk hidup lebih lama dan mencari tumpukan berlian. tidak ada lagi penyemangat untuk itu. tidak adalagi suara merdu yang membangunkan saya untuk solat di waktu subuh. tidak ada lagi tangan lembut yang membelai wajah dan rambut ini ketika lelah menghampiri. tidak ada lagi sandaran hangat untuk sekedar menangis dan bercerita. tidak ada lagi senyum indah yang senantiasa menenangkan ketika raga ini mulai bosan dengan dunia. tidak ada lagi.. rindu sekali. amat sangat rindu.. rasanya rindu ini bagaikan candu. bagai udara yang harus saya hirup untuk bernafas dan tetap hidup. tapi di saat diri ini mulai mendekati titik pasrah san menyerah, selalu saja ada sosok penggembira dan penyemangat. seperti infus yang membantu pasien di rumah sakit. mereka selalu saja bisa m...

17 feb 2017

Ijinkan aku untuk berpuisi, sekedar membuat barisan kata kata perwakilan isi hati. Ijinkan aku sendiri, sejenak saja tanpa tatapan buruan khas-mu yang selalu berhasil memangsaku. Ijinkan aku untuk menangis terisak isaknya, bersedih sesedih sedihnya lalu aku akan tertawa kembali karna ceriamu. Ijinkan aku bercerita tentang aku dan duniaku yang mungkin membosankan bagimu. Ijinkan aku sekedar menyapa teman lamaku, atau sekedar membalas sapaannya dan membagi kebahagiaan dengan mereka. Ijinkan aku menjadi diriku sendiri, yang selalu tampak ceria namun senang menyendiri, berkata kasar namun tidak berhati dengki 17 feb 2017