Langsung ke konten utama

jangan tanyakan

Jangan tanyakan.
Aku masih ingin tubuh itu.
Aku masih ingin senyum itu.
Aku masih ingin hangat peluk itu.
Aku masih ingin dia.

Dia.
Yang selalu tersenyum jika bertemu.
Yang selalu tertawa untuk meluruhkan lara.
Yang selalu menyemangati ketika nyaris menyerah.
Yang selalu mengucap sayang karena merindu.
Yang selalu bersemangat ketika bercerita.
Yang selalu tidak pernah bosan menghabiskan waktu berlalu.
Yang selalu ada dan setia menunggu jam pulang kantor.
Yang selalu ada aku di matanya.

Aku ingin dia saat itu. Dia yang dulu. Dia yang saat itu kekasihku. Dia yang dulu hanya ada aku di harinya.

Ahh.. sepertinya, aku harus menunggu agak lama untuk bertemu dengannya lagi.

Mungkin dengan raga yang berbeda tapi dengan rasa yang sama dan bertahan sampai akhir dari raga.

Aku bisa menunggu.
Asal jangan tanyakan kenapa.

Kenapa harus dia. Dia yang dulu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

saya bersyukur, saya ada :)

sebenernya judul ini pelesetan dari cogito ergo sum "saya berfikir, maka saya ada" suatu quote yang masih gw ingat dari filsuf ternama, Descartes . kali ini gw mau berfilsafat, ala Reni Anggraeni. ala Rhendmithy. *ketawa ngikik* kemarin tepatnya, saat naik angkot atau kreta (*lupa) gw kerasukan roh kayaknya. kali ini roh yang merasuki gw sejeni roh yang baik hati dan tidak sombong serta rajin mengaji dan berbakti kepada masyarakat sekitarnya gw rasa. tiba-tiba gw kepikiran akan rasa "Syukur".. ya! rasa syukur. gw.. (*ehem) termasuk orang yang (*ehem) kurang bersyukur sepertinya (*jujur bok!) makanya rada-rada aneh binti syok pas kemaren kepikiran hal itu, ya.. gw sebut ini sebagai "kerasukan" karna ini bukan gw banget. its really not a real me! kemarin gw kepikiran.. begitu beruntungnya gw.. gw masih bisa berjalan dengan kaki yang utuh dan seksi.. gw masih bisa bernafas dengan hidung gw yang mancung sempurna.. gw masih bisa melihat dengan mat...

orphan

hh.. hampir setiap pagi saya menangis, mengingat sosok orang tua yang kini fisiknya tidak lagi nyata. banyak kekecewaan, kehampaan, kesedihan, bahkan saya nyaris putus asa 2 bulan terakhir ini. tidak ada semangat untuk hidup lebih lama dan mencari tumpukan berlian. tidak ada lagi penyemangat untuk itu. tidak adalagi suara merdu yang membangunkan saya untuk solat di waktu subuh. tidak ada lagi tangan lembut yang membelai wajah dan rambut ini ketika lelah menghampiri. tidak ada lagi sandaran hangat untuk sekedar menangis dan bercerita. tidak ada lagi senyum indah yang senantiasa menenangkan ketika raga ini mulai bosan dengan dunia. tidak ada lagi.. rindu sekali. amat sangat rindu.. rasanya rindu ini bagaikan candu. bagai udara yang harus saya hirup untuk bernafas dan tetap hidup. tapi di saat diri ini mulai mendekati titik pasrah san menyerah, selalu saja ada sosok penggembira dan penyemangat. seperti infus yang membantu pasien di rumah sakit. mereka selalu saja bisa m...

17 feb 2017

Ijinkan aku untuk berpuisi, sekedar membuat barisan kata kata perwakilan isi hati. Ijinkan aku sendiri, sejenak saja tanpa tatapan buruan khas-mu yang selalu berhasil memangsaku. Ijinkan aku untuk menangis terisak isaknya, bersedih sesedih sedihnya lalu aku akan tertawa kembali karna ceriamu. Ijinkan aku bercerita tentang aku dan duniaku yang mungkin membosankan bagimu. Ijinkan aku sekedar menyapa teman lamaku, atau sekedar membalas sapaannya dan membagi kebahagiaan dengan mereka. Ijinkan aku menjadi diriku sendiri, yang selalu tampak ceria namun senang menyendiri, berkata kasar namun tidak berhati dengki 17 feb 2017