Langsung ke konten utama

bukan(main)



perbincangan dengan seorang teman di bus sore tadi masih mengganjal pikiran saya.
kita memperbincangkan cinta. antara lebih memilih mencintai atau dicintai.
idealnya memang ketika perasaan saling, yaitu saling mencinta, mencintai orang yang mencintainya, di cintai orang yang dicintai.
tapi... ternyata tidak seperti itu cerita saya. menurut saya mencintai itu 'enaknya' dengan orang yang bukan pasangan kita (diluar idelanya), nah untuk pasangan kita, sepertinya lebih 'enak' dengan orang yang mencintai kita atau yang lebih mencintai kita dibandingkan siapapun atau bahkan kecintaan kita terhadap orang lain dan diri kita sendiri (tentunya, secara pasti besar kecil kadarnya tidak bisa di ukur dengan jelas, yang pasti ada suatu perasaan yang akan mengatakan "orang ini" atau " orang itu" atau "bukan yang ini" atau "bukan yang itu" dan yang lainnya)

mencintai dan dicintai. suami saya nanti tentunya harus orang yang benar2 mencintai saya. sehingga saya merasa dicintai olehnya. masalah saya cintanya sama siapa ya, itu tidak masalah. cukup saya saja yang tau.
saling mencintai, memang ideal, tapi entah kenapa, saya takut dengan sesuatu yang tampak sempurna. karena menurut saya, sempurna itu membosankan dan lebih baik saya mati dari pada hidup dalam kebosanan.

kalo dibilang masokis, saya bukan termasuk. saya masih takut akan sakit yang berkepanjangan hingga akhirnya mengikat seperti candu.
cinta menurut saya sesuatu yang rumit, khususnya untuk mencintai seseorang. karena ketika saya mencintai seseorang, orang tersebut tidak harus saya miliki, terlebih jika ternyata cintanya tidak hanya kepada saya. lebih 'enak' saya mainkan saja. cinta mungkin, tapi tidak untuk dimiliki, karna ketika nantinya dimiliki,TAKUTnya akan menderita karenanya, dan itu berepanjangan, seumur hidup, selama lama lama lama lama lama lama lamanyaaaaaa. mengerikan.

lebih indah, hidup dengan orang yang mencintai kita, dan tetap bermain di permainan yang peraturan, pemain dan waktunya kita tentukan sendiri.
sepertinya menyenangkan :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

saya bersyukur, saya ada :)

sebenernya judul ini pelesetan dari cogito ergo sum "saya berfikir, maka saya ada" suatu quote yang masih gw ingat dari filsuf ternama, Descartes . kali ini gw mau berfilsafat, ala Reni Anggraeni. ala Rhendmithy. *ketawa ngikik* kemarin tepatnya, saat naik angkot atau kreta (*lupa) gw kerasukan roh kayaknya. kali ini roh yang merasuki gw sejeni roh yang baik hati dan tidak sombong serta rajin mengaji dan berbakti kepada masyarakat sekitarnya gw rasa. tiba-tiba gw kepikiran akan rasa "Syukur".. ya! rasa syukur. gw.. (*ehem) termasuk orang yang (*ehem) kurang bersyukur sepertinya (*jujur bok!) makanya rada-rada aneh binti syok pas kemaren kepikiran hal itu, ya.. gw sebut ini sebagai "kerasukan" karna ini bukan gw banget. its really not a real me! kemarin gw kepikiran.. begitu beruntungnya gw.. gw masih bisa berjalan dengan kaki yang utuh dan seksi.. gw masih bisa bernafas dengan hidung gw yang mancung sempurna.. gw masih bisa melihat dengan mat...

orphan

hh.. hampir setiap pagi saya menangis, mengingat sosok orang tua yang kini fisiknya tidak lagi nyata. banyak kekecewaan, kehampaan, kesedihan, bahkan saya nyaris putus asa 2 bulan terakhir ini. tidak ada semangat untuk hidup lebih lama dan mencari tumpukan berlian. tidak ada lagi penyemangat untuk itu. tidak adalagi suara merdu yang membangunkan saya untuk solat di waktu subuh. tidak ada lagi tangan lembut yang membelai wajah dan rambut ini ketika lelah menghampiri. tidak ada lagi sandaran hangat untuk sekedar menangis dan bercerita. tidak ada lagi senyum indah yang senantiasa menenangkan ketika raga ini mulai bosan dengan dunia. tidak ada lagi.. rindu sekali. amat sangat rindu.. rasanya rindu ini bagaikan candu. bagai udara yang harus saya hirup untuk bernafas dan tetap hidup. tapi di saat diri ini mulai mendekati titik pasrah san menyerah, selalu saja ada sosok penggembira dan penyemangat. seperti infus yang membantu pasien di rumah sakit. mereka selalu saja bisa m...

17 feb 2017

Ijinkan aku untuk berpuisi, sekedar membuat barisan kata kata perwakilan isi hati. Ijinkan aku sendiri, sejenak saja tanpa tatapan buruan khas-mu yang selalu berhasil memangsaku. Ijinkan aku untuk menangis terisak isaknya, bersedih sesedih sedihnya lalu aku akan tertawa kembali karna ceriamu. Ijinkan aku bercerita tentang aku dan duniaku yang mungkin membosankan bagimu. Ijinkan aku sekedar menyapa teman lamaku, atau sekedar membalas sapaannya dan membagi kebahagiaan dengan mereka. Ijinkan aku menjadi diriku sendiri, yang selalu tampak ceria namun senang menyendiri, berkata kasar namun tidak berhati dengki 17 feb 2017